Rabu, 02 Juni 2010

AWAS FILM KRISNA MERUSAK AQIDAH ANAK

Seorang guru TK Islami di Surabaya bertanya pada murid-muridya " Siapa yang menciptakan hujan" hampir serentak mereka menjawab " Krisna bu guru..! ", iya , Krisna bisa mengeluarkan hujan dari tangannya bu... celetuk seorang murid dengan semangat. Sang guru langsung terperanjat dan buru-buru membenahi tauhid para muridnya.

Fenomena seperti ini bisa saja terjadi di tempat-tempat lain. Oleh karena itu kita harus mewaspadai tayangan-tayangan televisi yang ditonton anak-anak didik


Mari kita dampingi anak dalam memilih dan menonton tayangan televisi
Fushilat Pasrepan

AL-QUR'AN VS SIMPHONI MOZART


Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austriayakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K.Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect”mengemukakan kesalahan besar dari hasilpenelitian musik yang melegenda ini.

Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semuapendapat dan temuan para ahli terkait dampak musikMozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudianmereka membuat riset terhadap 3000 partisipator.Hasilnya ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkanpenelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig danrekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulusatau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuanspasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.

Senada dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya,sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan,psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkanberbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini.Mereka mengemukakan bahwa sangat tidak mungkinmozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.

Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil risetpsikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakansoal-soal mengenai spasial.

Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?

Back to Al-Qur’an

Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hinggahari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunyaadalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.

Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Nah, ternyata,bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memilikifrekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif danmengembalikan keseimbangan dalam tubuh.

Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efekmenenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkankemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai danmeredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuatkepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dsb.

Pada asalnya, milyaran sel saraf dalam otak manusia bergetar secara konstan. Sel ini berisiprogram yang rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi yang luarbiasa yang menunjukkan kebesaran Allah.

Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi setelahkelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar.Jadi jika beberapa sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkangangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan banyak penyakit fisik danpsikologis.

Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadapgelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif.Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia,banyak kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.

Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkankecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensigelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak,meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya.

Satu lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra yangtinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada satupundari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwaternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa asinglainnya?

Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyatamemiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasatersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kemudian menguasainya,insya Allah.


Pada usia kandungan 3 bulan biasanya ada selamatan , hal ini karena pada usia tersebut atas izin Allah, malaikat memasukkan ruh pada janin sehingga para orang tua berharap agar sang bayi menjadi sholeh / sholihah dengan mengadakan selamatan 3 atau 4 bulanan. tentu dengan barokah do'a para kiai dan masyarakat. yang mungkin perlu diralat yaitu masyarakat lebih sering membuat selamatan besar besaran pada selamatan 7 bulanan padahal masuknya ruh itu pada usia 3 bulanan.

Janin usia 7 bulan sudah dapat merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk itulah, pentingbagi ibu hamil untuk banyak-banyak memperdengarkan Al-Qur’an kepada janinnya. Kita tidakmengharapkan mereka mengerti dan memahami apa yang kita baca. Namun, membiasakannyamendengarkan Al-Qur’an sejak dalam kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan intelegensitinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dan kepribadian yang baik pula.

Namun yang lebih penting adalah taqorrub kita kepada Allah , memohon hidayah dan inayah-Nya agar putra-putri kita menjadi sholeh sholihah. Jangan sampai kita semata-mata mengandalkan upacara ritual apalagi sampai melanggar batas kemampuan kita , misalnya sampai berhutang banyak untuk selamatan 7 bulanan. Hal demikian tidak perlu dilakukan karena bukanlah hal yang wajib , dibilang sunnahpun masih butuh pembahasan lebih jauh.

Dari berbagai sumber